On Low Mood

#027: Beberapa hal mengenai mood yang menurun

Rafza Ray Firdaus
3 min readOct 2, 2024
Photo by Nik on Unsplash

Kita tidak berasumsi setiap hari adalah hari yang baik dan menyenangkan. Terkadang, ada masanya kita menemui hari-hari murung, sedih, dan gelisah. Pada intinya, kesemua itu bermuara ke satu hal: mood yang sedang dalam tren menurun.

Saya lebih suka menganggap mood dalam bentuk tren deret waktu (time series), ia bisa berubah kapan saja. Tentu, seberapa ekstrem perubahan itu bergantung pada kondisi mental dan seberapa berat kondisi yang dihadapi.

Bagi saya, alih-alih merasa malu dengan kondisi mood yang memburuk, lebih bijak jika kita mencoba memahami, “bagaimana mood bisa memburuk dan apa yang bisa kita lakukan”. Seperti yang dijelaskan dalam buku yang saya baca Why Has Nobody Told Me This Before? oleh Dr. Julie Smith.

“When we experience low mood, it may have been influenced by several factors from our internal and external world, but when we understand what those influences are, we can use that knowledge to shift it in the direction we want it to go.”

Buku yang saya baca ini memberikan contoh yang sangat relatable tentang bagaimana mood buruk bisa terbentuk, tak jarang ia adalah akumulasi dari berbagai kejadian yang menghapiri kita di keseharian. Contohnya faktor-faktor seperti kurang tidur, dehidrasi, stres, tekanan, dan ekspektasi dapat berkontribusi pada mood yang buruk. Ini mengingatkan kita bahwa mood tidak hanya “ada di kepala kita” tapi juga dipengaruhi oleh kondisi fisik, hubungan, masa lalu dan masa kini, kondisi hidup, dan gaya hidup kita.

Namun, kita juga harus waspada pada risiko jatuh ke dalam “The downward spiral of low mood”, ini adalah model yang menggambarkan mood yang memburuk bisa mengarahkan kita pada depresi dan terjebak dari lingkaran tak berkesudahan:

  1. Peristiwa eksternal mempengaruhi keadaan internal kita.
  2. Mood menurun, lalu kita merasa putus asa, capai.
  3. Kita mulai memiliki keyakinan negatif seperti “Apa gunanya ini semua? Toh, apapun yang saya lakukan tidak membantu.”
  4. Kita menyerah pada dorongan untuk menarik diri dari lingkungan dan melakukan lebih sedikit aktivitas dari biasanya.
  5. Tidak ada yang berubah, dan semakin memperkuat mood rendah kita.

Memahami siklus ini penting karena memecah siklus tersebut lebih mudah dilakukan jika kita mengenalinya sejak awal dan bertindak untuk mengatasinya.

Kita tidak bisa mengubah mood yang dalam tren menurun lalu tiba-tiba naik, mood tidak sama seperti sepatu, yang bisa kita ganti kapanpun kita mau. Kita hanya bisa mengubah apa yang bisa kontrol untuk memengaruhi perasaan kita.

Semestinya kita bisa lebih percaya diri, bahwa kita punya lebih banyak kekuatan untuk memengaruhi emosi kita lebih dari yang kita kira. Mood memburuk seharusnya tidak mendefisikan kita. Mood memburuk adalah sensasi yang kita rasakan sebagai dasein yang mengalami hidup di dunia.

Intisarinya menurut saya terletak pada kemampuan kita untuk mendeteksi mood yang menurun, dan secara sadar melakukan dan memilih kegiatan untuk meng-counter perasaan-perasaan negatif ini, seperti: tidur yang cukup, mandi, olahraga, membersihkan kamar, bersosialisasi, dst. Semua hal sederhana yang membuat kita bahagia.

Satu kebiasaan kecil yang cukup membantu saya untuk lebih sadar adalah Journaling, menulis apa perasaan dan pengalaman kita bisa membantu dalam memahami pola mood dan mengidentifikasi pemicu-pemicunya. Ada sensasi plong yang sulit saja jabarkan, dan semoga kamu pun merasakan hal serupa saat mencobanya.

Berikan komentar 💬, tepukan 👏🏻 jika merasa tulisan ini beresonansi denganmu. Terima kasih. 🙏🏻

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Rafza Ray Firdaus
Rafza Ray Firdaus

Written by Rafza Ray Firdaus

Membaca segala, merenungkan setiap fenomena dan berupaya membagikannya ke dunia lewat cerita. Dalam perjalanan #NulisTiapHari.

No responses yet

Write a response